Tugas Pekan 5 ODOP
Ya ampun sudah Minggu ke lima aku dan teman-teman di kelas
ODOP 9. Menulis setiap hari itu tertantang banget lho. Meskipun sebelumnya,
bisa nulis bebas tanpa harus memperhatikan Niche blognya.
Tadi malam, aku sempat baca-baca sebuah tulisan di wall Facebook.
Kebetulan yang tulisnya memang seorang penulis yang cukup piawai memainkan
kalimat efektif. Aku kesemsem, pas dia katakan. Nggak usah terkejut- kejut mau
sukses jadi penulis platform, blogger, penulis buku. Semuanya itu butuh
konsistensi dalam menjalaninya.
Ya, benar banget ‘kan. Sekarang tumbuh penulis-penulis
bejibun di berbagai platform online dan group-group menulis. Namun, untuk
menjadi sukses kita butuh ilmu dan konsisten. Seperti dalam memberdayakan blog.
Aku sempat pengen banget jadi blogger. Saat aku dipercaya
menjadi author di salah satu travel blog. Ternyata bisa nulis, belum tentu bisa
jadi blogger. Kita perlu pandai mendesain, paham tentang membuat konten yang
menarik dan fotografi. Bahkan editing.
Duh kok jauh ke sini ya :D
Jadi, aku mau membahas keterkaitan antara Personal Branding,
Writer interpreneur dan optimasi sosial media. Bagaimana, ketika poin ini
memiliki hubungan yang signifikan untuk menunjang kesuksesan seseorang penulis.
Bisa nulis aja, belum tentu bisa sukses. Kita perlu
membranding diri ke publik. Agar nama kita dikenal sebagai penulis. Misalnya,
katakanlah seperti Tsana atau lebih dikenal dengan rintik sendu. Dia
membranding diri dengan meng-up ilustrasinya di Instagram. Kemudian ada lagi
sebagai Boy Candra yang dikenal quote-quote sendunya.
Nah, cara yang paling banyak ditempuh oleh penulis hari inu
adalah dengan mengu-up karyanya di sosal media. Menjadikan sosial media sebagai
etalase karya kita. Nanti orang-orang akan membaca dan menilai, oh dia penulis
tuh yang biasa mengangkat tentang isu perempuan. Oh dia tuh penulis yang sering
menulis kata-kata motivasi.
Selanjutnya Writerpreneur itu apa sih?
Nah, writer adalah penulis yang berbisnis dengan menjual
karya-karyanya sendiri. Sesudah menulis menerbitkan karya, berarti saatnya
menjual. Nah di sini hubungannya dengan personal branding. Kalau kita sudah
berhasil membranding diri hingga orang mengenali kita. Tentu sangat mudah
menjualnya. Bahkan, bisa mengembangkan bisnisnya macam-macam terkait dengan
dunia literasi.
Seperti rintik sendu, dari menulis novel hingga perfilman.
Kini, Tsana sedang meluncur podcast di sporty. Dia terus berkembang hingga
menjadi orang yang diidolakan banyak orang. Kalau sudah begini tentu mudah
banget jualan.
Seorang penjual buku mengatakan padaku. “Kalau kita terkenal
enak banget lho Kak.” Secara tidak langsung dia menyuruhku untuk lebih sering
membranding diri agar karya-karyaku di kenal banyak orang.
Menurut Kak MS.Wijaya Rektor NAC, ada beberapa yang perlu diperhatikan untuk
menjadi Writerpreneur.
1.
Good Attitude atau memiliki sikap yang baik.
2.
Punya karya tulis.
3.
Punya relasi dengan sesama penulis
4.
Perlakukan karyamu seperti anak sendiri
5.
Mau terus belajar.
Nah, yang terakhir Optimasi Sosial media. Bagaimana mengoptimalkan
sosial media kita untuk mengajak followers membeli atau membaca tulisan kita. Sebenarnya,
media sosial adalah pasar untuk cukup bagus di gunakan untuk mempromosikan karya-karya
kita. Namun, untuk mengoptimalkannya juga perlu diperhatikan bagaimana konten yang
kita up setiap hari.
Kalau kta Mbak Jihan, kita harus punya kehidupan baru di sana.
Mengoptimalkan dari konten yang menarik, caption yang memikat dan waktu meng-upnya.
Kita harus memperhatikan semua itu.
Dan sosial media juga
kalau bisa punya Niche yang sepesifik. Seperti penulis yang suka ngulas buku, ya
pastikan dalam seminggu sekali kita ngulas buku. Kalau kita suka update puisi pastikan
postingan kita merujuk ke puisi.
Oke seperti saya bilang tadi. Untuk menunjang kesuksesan kita
sebagai penulis baik itu blogger, copy writing, penulis buku, penyair, penulis platform.
Kita perlu membranding diri, mengoptimalkan sosial dan Writerpreneur.
Mari kita optimalkan semuanya, agar bisa sukses dalam dunia literasi :)
Komentar
Posting Komentar