[Review Buku] Gila Baca Ala Ulama
Hai, readers. Kali ini aku masih mau review buku. Senang banget
ketika rasanya apa yang kubaca juga dibaca oleh orang lain. Makanya, niatku ngereview
buku-buku yang kubaca. Supaya banyak orang tahu tentang kelebihan pada sebuah buku.
Sehingga tergugah untuk membacanya.
Buku ini berjudul Gila Baca Ala Ulama. Sebuah buku non-fiksi
terjemahan dari bahasa Arab. Mulanya aku membelinya karena merasa tertarik dengan
judul yang terdengar cukup unik dan nyentrik. Akhirnya, dia berada di rak bukuku.
Meskipun aku penggemar fiksi. Tapi, bukan berarti aku tidak baca buku non-fiksi.
Karena membaca itu harus imbang antara Fiksi dan Non-fiksi.
Buku non-fiksi untuk otak sedangkan fiksi untuk hati. Jadi seimbang
dalam memenuhi kebutuhan otak dan hati. Dan satu hal yang aku lakukan jika buku
non-fiksi berupa buku agama. Ketika ada yang tidak kupahami. Maka aku akan bertanya
pada guru. Supaya kita tidak tenggelam dalam pemahaman sendiri. Apalagi soal agama,
yang dituntut berguru. Agar kita tidak cenderung salah paham dalam memaknai sebuah
redaksi bacaan.
Buku Gila Baca Ala Ulama memang buka fiksi. Tapi, ketika kita
membacanya cukup termotivasi. Karena di beberapa bagian diceritakan bagaimana para
ulama dalam membaca buku. Kadang aku mikir sendiri, “ Aku sudah punya alasan kenapa
harus baca buku.”
Judul Buku : Gila Baca Ala Ulama
Penulis : Ali bin Muhammad Ali Imran
Penterjemah : Arif Fauzi
Tempat Terbit : Pustaka Arafah
Tahun Terbit : 2020
Halaman : 178
Tentang Buku
Gila Baca Ala Ulama merupakan sebuah buku yang menjadi acuan
para pencinta ilmu pengetahuan dalam menjadikan bukunya sebagai teman duduk. Banyak
orang tidak memiliki alasan yang kuat untuk membaca buku setiap hari. Ada juga yang
mengatakan bahwa baca buku itu hobi. Bagiku baca buku bukan sekadar hobi. Tapi,
tuntutan untuk mengelupas diri dari kebodohan.
Buku yang ditulis oleh Syekh Ali yang merupakan alumnus Universitas
Islam Madiah ini, menjelaskan secara gamblang bagaimana para ulama dalam membaca
buku. Bagaimana ulama memperlakukan buku-bukunya. Katakanlah seperti Ibnu Hajar Al- Asqalani yang
mengkhatam ratusan kitab hidupnya. Ibnu Jauzi yang membaca 200.000 jilid buku selama
hidupnya.
Nah, menurutku wajar jika para ulama terdahulu begitu alim. Karena
tingkat baca mereka di atas rata-rata bahkan melampaui. Dan bisa menjadi perbandingan
dengan manusia di abad sekarang yang sangat malas membaca. Terutama di Indonesia
sendiri yang memiliki minat baca hanya 20% dari seluruh penduduk Indonesia yang
mencapai jutaan jiwa. Dan lihat kemunduran kita dalam ilmu pengetahuan sangat jauh
ketinggalan.
Kembali ke buku Gila Baca Ala Ulama. Buku ini hadir ditengah-tengah
masyarakat yang merasa membaca buku hanya diperuntukkan bagi sikutu buku. Bukan
untuk semua orang. Padahal, untuk menunjang peradaban umat tentulah harus menjadi
cerdas. Untuk menjadi cerdas harus banyak membaca. Membuka setiap lembar buku dan
memahami setiap pengetahuan yang terselip diantara puluhan lembar buku atau kitab.
Buku ini menceritakan bagaimana potret para ulama dalam menuntut
ilmu dan kecintaan mereka terhadap buku. Kemanapun dan dimanapun mereka berteman
dengan buku.
Tentu dari buku ini dapat ditarik benang merahnya. Ada beberapa
poin penting yang kita dapatkan dari buku Gila Baca Ala Ulama.
1. untuk selalu menambah dan mendalami ilmu.
2.
Kecintaan para ulama terhadap buku.
3.
Kisah para ulama dalam membaca buku tebal dalam waktu
singkat.
4.
Kisah para ulama dalam membaca buku berulang-ulang.
5.
Tips dalam mendalami ilmu dan rambu-rambu dalam membaca
Kelebihan dan Kekurangan Buku
Menurut aku, buku ini cukup bagus bahasa penyampaiannya meskipun
terjemahan.
Yuk baca buku agar banyak tahu J
Komentar
Posting Komentar